Lanjutan 7… Kopi di Kerintji
Sebuah temuan akan membuka gerai sejarah masa lalu, dan pola hidup masyarakat saat itu, begitu pula tradisi minun kawao di dataran tinggi Kerinci, yang sudah ada sebelum bangsa Belanda datang, dan ada istilah pameo “Melayu Kopi Daun”, yang selama ini dianggap oleh masyarakat istilah yang di berikan Belanda kepada kaum pribumi, kita tidak menyangkalnya namun tradisi minum kopi daun sudah ada sebelum Belanda datang, kemudian sejak dikembangkanya perkebunan kopi oleh Belanda dan tradisi minum serbuk buah kopi, dan kopi pernah menjadi emas hitam buat Belanda, cara pandang itu berubah, suatu sisi kopi daun sakral buat masyarakat, satu sisi pandangan penjajah Belanda seolah menertawakan tradisi tersebut karena yang mereka minum adalah serbuk dari buah kopi yang diluar sana harganya mahal, dan daun kopi tidak ada harganya.
Parahnya secara turun temurun pola pikir masyarakat kita “mengiyakan” pandangan ini sehingga mengikis tradisi kita sendiri dan menukarnya dengan tradisi luar yang dianggap lebih prestige tinggi, namun kebudayaan itu selalu maju dan berubah, tinggal kita menyikapi secara bijak dalam memperkuat karakter anak bangsa.
-- (Artikel 8) --